ini saya ambil dari catatan teman saya, tentang saya, keas saya, dan touring kami :)
Dan.. saya menepati janji saya untuk membuat notes tentang “hari kita” ini..
-ini cuma coretan jelek :p-
Kita bukanlah X-B yang memang berkantong tebal dan berkemauan tinggi, nekat ke malang sampai mengistirahatkan diri di sana (baca menginap). Dan juga tak senekat X-F yang berani menjelajah pantai sowan berbekal kol. Kita adalah X-E, kantong? Pas-pasan. Nekat? Ciut-ciutan.
Melalui perundingan panjang yang sebenarnya sama sekali tidak menemukan ujung, kami memutuskan untuk touring ke WBL.
Rencana awal, bukan di tempat itu. Kami berencana mengikuti jejak kelas X-B, touring ke malang. Namun, kendala di sana-sini selalu kita jumpai.
“Aku gabisa tanggal 27, tanggal itu pacarku ulang tahun..”
“Aku gabisa tanggal 23, tanggal itu aku ke jakarta..”
“Aku gabisa tanggal 30, tanggal itu nenekku meninggal..” #loh?
Akhirnya, kita ambil keputusan di tanggal 28.
Namun, seiring berjalannya waktu toh semuanya tetap tidak menampakkan semangat “ON”..
Atas inisiatif seorang calon “guide” (lirik mupeng), akhirnya kami membatalkan semua rencana touring ke malang.
Selo Rejo : gagal
Jatim Park : gagal
BNS : gagal
Sejenak, muncul rasa kesal.
Bukan karena gagal touring ke malang, tapi karena kakiku di injak Upik.. #ganyambung
Kembali ke cerita..
Gagal ke malang, bukan berarti kita harus gagal touring lo teman.. :D
Beberapa alternatif muncul dari mulut para anggota, tentunya saat rapat seluruh anggota kelas yang hanya di hadiri oleh beberapa pasang kaki.
Yang saya tahu, pasti salah satunya mengusulkan WBL.
Tak perlu da di du de do lagi.
Kita berangkat ke WBL.. :D
H-1..
---From : SP Ifta---
Besok kumpul di rumah Elita jam 7 tet..
Yang bawa semot silahkan, yang naik kol juga silahkan..
Kurang lebih sms nya demikian..
Hari H..
---From : SP Ryan---
Ayo, ndang siap2.. sing wedok, cepetan..
(aku buka sms ini baru bangun tidur, sekitar jam 6an lah)
---From : SP Elita---
Ayoo, ke rumahku.. ndak molor2 waktunya..
(dapat sms waktu aku sarapan, sekitar jam 7an. Dan balasanku)
---To : SP Elita---
Otw
(padahal masih siap2)
Akhirnya, sekitar jam 07.30 sampailah saya di basecamp kita.. (rumah Elita)
Dan taraaa.. cuma ada 10 kepala di sana.. =,=
Akhirnya, kami pun nunggu nunggu nunggu dan nunggu..
Sekitar setengah jam kita berbincang “gak jelas”..
Akhirnya, salah seorang menceletuk.
“Kita naik mobil semua kan?”
“Iya, soalnya kalau naik semot ga cukup semotnya..”
“nang ayo, golek mobil..”
Hasshh.. bener2 aneh ini anak2.. yah mono yah mene yo ligek golek montor.. =.=
“Peng, budal..”
“Keki batur too..”
“Iyoo.. karo aku..” Erizya menawarkan diri.. (padahal baru nyampek rumah Elita)
Akhirnya, pergilah 2 sejoli itu mencari kendaraan yang akan membawa kami semua menuju “istana pesisir laut”..
Selang beberapa menit, Githa datang. Dan belum sampai 3 menit duduk di rumah Elita..
“Ehh.. aku lo di takoni mamaku..”
‘ta, kamu naik apa?’
‘mobil ma’
‘mobil apa?’
‘Emm.. Emm.. sijine terios trus elf sama avanza’
‘loh, emang muat ta?’
‘muat ma’
‘sama siapa aja?’
‘temen sekelas tok’
“leekk, ternyata kene cuma numpak *centiittt*”
Hasshh.. mental ibu ibu githa sudah keluar :p
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya, tibalah Erizya..
“heh, ayo.. mobile nang budaya loka..”
Beberapa diantara kami sudah bisa mengangkat pantat dari tempat kami duduk.
“Sek.. ardi..”
Akhirnya, kembalilah kami duduk di tempat semula.
“Titik git..”
Satu menit, dua menit, tiga menit, dan bermenit menit kemudian..
“Heeh, Ojan..”
“Erwinn..”
“Afrigh..”
“Rangga..”
“Pitik..”
“Ojak..”
Dan apa yang kami lakukan selama kami bertemu mereka??
“Ndelik kabeh yoo.. ojok sampe ketok..”
Bukan karena kita malu touring ke WBL. Tapi, karena kendaraan yang kami tunggangi adalah kendaraan super duper mewah yang kami temukan di kota Tuban ini.
Selang beberapa waktu, akhirnya Sigit kembali ke tempat kita berpisah tadi..
“Ardi mana?”
“Ijek adus jare ibu’e..”
“Dzeengg..”
“Wes, tinggal wae nek ngunu..”
Dari sini, saya dapat menarik kesimpulan.. kita telah menunggu sekian lama untuk orang yang tidak ada.Err.. :@
Dann..
Tancaap mang.. :D
Sekitar pukul 09.00 kami meninggalkan Tuban, dan memulai perjalanan panjang kami menuju WBL..
Bukan karena kami tidak menikmati perjalanan selama 1 jam ini, dan bukan karena kami tidak nyaman dengan kondisi kendaraan seperti ini, tapi karena memang mental kami mental tahu, di setiap jengkal perjalanan kami hanya berpatroli.
“Kalau ada anak SMANSA, langsung tutupi wajah kalian yaa..”
Yak, kami malu dengan kendaraan kami terlebih bila di ketahui oleh warga sekolah.
“Eh.. X-E lo, touringnya pake *centiittt* loh”
Sampai sampai, saking malunya kami menaiki kendaraan tersebut. Begitu sampai di lapangan parkir wbl, kami tancap gas meninggalkan kendaraan itu.
Yah, walaupun kami tidak PD dengan kendaraan kami. Toh, kami tetap bisa bercanda gurau di dalam sana. Mulai dari berbagi kursi, berbagi permen, berbagi jeruk pun kita lakukan disana. Dan diam diam, ternyata cinta Bullah *sensor* bersemi kembali loh setelah dulu awal masuk kelas pernah nembak Cendar *sensor*. :D
Langsung deh, si Bullah ngedeketin Cendar mulu, sampai sampai lainnya di cuekin loh.. :D
tapi seru seru.. :D
Cerita cerita menarik terlontar dari mulut seluruh anggota, mulai dari gosip tentang kakak kelas, teman seangkatan, sampai teman sekelas pun kita perbincangkan di dalam sana. Tak luput masalah rumah Saufi yang kebetulan kita lewati juga ikut menjadi perbincangan menarik kita. Iklanpun masuk dalam kategori.
“Ini, koleksi cewek gue..”
“Ini, koleksi mobil gue..”
“Dan ini, koleksi kol gue..”
Cerita perjalanan sampai disini yakk..
Selanjutnya cerita selama kita di WBL..
Sebelumnya, saya akan mengabsen kalian terlebih dahulu..
Abdul Rozaq Putra Wardani : gaada, katanya basket
Aditya Tri Syahrul Alim : ada, tapi langsung ke WBL
Anisha Dwi Rahmawati : ada
Arima Silvia Septiarly : gaada, katanya ke jakarta
Bintang Setyawan : ada
Choiria Fitriyanti : ada
Dhani Citra Pratama Maharani : gaada, alfa
Ela Dwi Mayaningtyas : ada
Elita Erliyana : ada
Erizya Septaviana : ada
Fariz Fatkhurrahman : gaada, kayaknya ngambek sama kelas
Firdani Antika Sari : ada
Intan Sulistyana Mustika Suci : gaada, katanya mau kemana gitu
Isma Mufidah : ada
Kent Aulia : gaada, katanya ga di bolehin
Kharisma Matahari Virgita Hermata Putri : ada
Luluk Mutmainnah : gaada, katanya ga di bolehin sebeh
Luthfiana Ekasari : ada
Lutifta Hilwana : ada
Meilya Tri Martino : ada
Nasa Brahma Tantra : ada
Rendra Putra Anugrah : gaada, katanya mau ke neneknya
Rio Sanjaya : gaada, alfa
Rizki Rahmawati Cendrawasih : ada
Ryan Nur Habibyanto : ada (si guide)
Sigit Ahmad Indarto : ada
Sinar Asri Rusmawarti : ada
Tomy Aulia Alfianto : ada
Wahyudi Ahmad Ardiansyah : gaada, di tinggal kelamaan mandi
Saufi Annuryah Agustina : gaada, katanya ke surabaya
Dan Mam Nunuk : gaada, katanya ada urusan di sekolah
Total, kita ada19 anak yang masuk ke WBL.
Begitu sampai di gerbang kepiting itu kami tidak bergegas menuju tempat tiket. Kami menunggu salah seorang teman kami dari Paciran, siapa lagi kalau bukan Syahrul.
1 menit, 2 menit akhirnya kami bisa bertemu dengan Syahrul.
Bergegaslah, Mupeng mengantri untuk membeli tiket. Beberapa menit kemudian, ia kembali dan membagi-bagikan tiket yang telah kami bayar dengan selembar uang berwarna biru.
Melewati security untuk pemeriksaan barang bawaan kami, kami tak mendapat halangan apapun. (artinya, kita emang ga bawa apa-apa).
Sampailah kami di tempat dimana setiap orang yang mengunjungi tempat wisata tersebut, pasti mayoritas akan singgah sejenak untuk mengabadikan moment itu di antara kayu-kayu yang tersusun rapi dengan cat merah biru kuning membentuk 3 huruf yakni W, B dan L.
Dengan bantuan salah satu pengunjung WBL, kami berhasil mengabadikan moment ini. Walaupun, hasilnya tulisan WBL tak nampak. :P
Perjalanan pun dimulai..
Rumah kucing.. lewat
Bioskop 3D.. tunda
Rumah sakit hantu.. ayoo.. :D
18 dari 19 SPACER nyatanya berhasil menaklukkan wahana itu, haassh.. tak perlu di ceritakan bagaimana keadaan di dalam, toh saya tidak bisa dengan jelas melukiskan apa yang ada di ruang gelap dan menyeramkan itu.
Yang jelas, bau-bau layaknya “menyan” menghiasi ruangan itu. Di tambah cat hitam pekat, lampu-lampu redup, serta speaker-speaker besar menghiasi setiap jengkal dinding. Dan, apa artinya rumah sakit hantu bila tak ada hantunya? Yak, disana di pasang beberapa patung-patung yang di hias sedemikian rupa sehingga memunculkan aura menyeramkan bila kita memandangnya. Mungkin, sebenarnya hal itu tidaklah menyeramkan. Namun, bila dari awal sudah ada keraguan janganlah kamu masuk di wahana itu. Nyesel loh kalo udah masuk.. :P
Mungkin, bila kamu nekat akan sama halnya dengan yang aku alami beberapa tahun silam.
Antrian panjang super duper panjang sudah aku ikuti (waktu itu awal di buka RSH kalo ga salah), dan ketika baru mendengar suara dari speaker yang berbunyi “SELAMAT DATANG DI RUMAH SAKIT HANTU”..
“Arrggghhh.. om, ayo keluar ayo keluarr..”
Jangan lakukan hal layaknya yang sudah saya lakukan.. :D
Dunia bawah laut.. *benerga?* itu buat anak
Museum serangga.. lewat
Sarang bajak laut.. yuukk..
Sebenarnya, agak nyesek juga sewaktu akan memasuki wahana ini..
Perlu kalian ketahui, ada sebuah pengakuan yang amat sangat mengejutkan keluar dari salah seorang anggota paskibra kabupaten. (tek perlu di sebut namanya, kalian sudah pasti tahu). Bagaimana tidak, bukankah Tuban amat sangat dekat dengan WBL? Tapi.. ckckckk
“Aku lo, belum pernah masuk WBL.. baru sekali ini..”
Haahh, shock bener-bener shock deh..
Orang Tuban, gapernah ke WBL. Perlu di pertanyakan bener-bener..
Akhirnya, demi membahagiakan teman kita ini kami memasuki seluruh wahana yang kami kira “seru” saja..
Sarang bajak laut, kalau kata anak-anak sih “biasa” ga jauh beda bahkan lebih buruk dari rumah sakit hantu.
Tapi tetep, gelap banget di sana. Sehingga beberapa dari kita mengeluarkan teman terbaik mereka yang memiliki kelebihan yakni flash. Dan teranglah ruangan itu.
Kembali ke perjalanan.
Rumah kaca.. lewat
Tagada.. lewat
Arena berburu.. lewat
Crazy car.. ayoo.. :D
Sebuah permainan yang hampir mirip dengan jet coaster, hanya saja kami di haruskan berdua menikmati wahana ini.
Dengan pengaman sebuah sabuk pengaman yang amat sangat kurang aman, kereta kecil berwarna merah telah membawa kami kepuncak wahana itu. Dan di detik selanjutnya..
“Aaaa.. mamaaa..”
Yak, berteriaklah kami. Melalui turunan panjang, kelokan yang amat sangat tajam, tanjakan dan turunan yang amat sangat berbahaya, kereta lain yang ada di depan kami. Grr, lengkaplah rasanya badan kami di remuk oleh mesin mesin penggiling padi.
Dan, saya rasa yang berhak mendapatkan best expression adalah Sigit dengan ekspresi muntahnya ketika turun dari kereta itu.
Rute awal..
Kami melanjutkan ke tepi tanjung, yak kami rasa permainan-permainan menarik hanya ada di sana (daerah laut).
Jatuhlah kami ke wahana yang tergolong baru.
Drop zone kalau tidak salah..
Hampir mirip dengan histeria di Ancol, yang menjadi pembeda hanyalah di Ancol lebih besar dan tinggi. Yak, di WBL hanya mampu menampung 12 kepala. Kami terbagi dalam 2 kelompok, yang kutahu keseruan ternyata ada di kelompok ke 2. Saya, Upik, Ifta, Syahrul, Githa, Kiki dan Tino. Ini menjadi seru bukan karena permainannya memang seru, namun karena yang ada di sana “LEBAY” (lirik Githa). Teriakan teriakan terus meluncur dari mulutnya..
“Mamaaa... Mamaaa..”
Hasshh.. sampe saya capek dengernya, tapi pengen ketawa juga sih.. :P
Bagaimana tidak, belum juga turun ataupun naik. Ee, si Githa udah teriak teriak geje. Apalagi si Syahrul, karena memang tempat duduknya ada di sebelah aku dan Upik, kita berdua merayu-rayu Syahrul agar mau berlebay ria.
“Ma, ayo kita teriak teriak gitu ma..”
Sudah rampung satu kali putaran, akhirnya kami berdua mengajak Syahrul.
“Rul, ayo to.. kamu teriak teriak gitu..”
“Iyaa..”
Dan sampai permainan selesai, nyatanya ia tak mengeluarkan suara barang sedetik pun. Dan yang paling menjengkelkan adalah..
“Gimana, teriakanku paling keras kan??”
Haasshh, apanya yang keras lu aja kaga teriak.. –“
Drop zone, sudah..
Dan, kita pun melanjutkan ke rute berikutnya..
Paus dangdut (permainan terngeri yang ada di WBL) wkwkk.. mungkin lain kali saja kita mengunjungi paus itu.
Jet coaster.. yuk marii.. :D
Sebenarnya di wahana ini, kami salah jalan. Mengambil jalan memutar, padahal di dekat pintu ada besi yang sengaja di potong oleh para petugas. Kembali kami harus terpecah menjadi 2 bagian. Dan kali ini, saya ada di giliran pertama. Sebangku dengan Upik, di belakang mas-mas yang sendirian. Rasanya, woouu woouu.. pengen jatuh ke tanah deh ketika kereta berbelok. Permainan kloter ke dua pun dimulai, dan yang ku lihat.. hahaa.. :D muka Tino lucu, benar-benar ga nyangka rasanya.
Badan? Okelah, tinggi? Tidak perlu di ragukan, mental? Sudah lolos uji kok.. nah, saya kira dengan bekal seperti itu Tino tak perlu berteriak-teriak histeris. Tapi ternyata? Ahihiii.. :P
Lanjut..
Sebagian memilih untuk sekedar berfoto dan sebagian lagi memilih untuk mencoba bumper car (sejenis bum bum car.. :P)
Hanya ada antrian, antrian, antrian, dan antrian..
Waktu 3 menit rasanya sangat kurang bagi kami untuk menikmati wahana tersebut, terlebih dengan adanya tabrakan antar mobil sehingga kami memerlukan sedikit waktu untuk melepaskan diri dari itu semua. Overall, Nunung sudah bisa di tabrak masal. :P
Kami melanjutkan permainan ke wahana SPACE SHATTLE yang apabila di pelesetkan bisa menjadi SPACE’s SHATTLE, sesuai dengan nama kelas kita.
Tak banyak yang mencoba wahana ini, mungkin mereka sudah terlalu lelah dengan adanya teriakan disana dan disini. Mungkin juga, rasa ngeri setelah mendengar cerita bahwa wahana ini telah menelan seorang korban jiwa yang membuat mereka tidak mencicipi wahana ini. Namun, nampaknya ini bukan apa-apa. Tak lebih menegangkan bila di bandingkan dengan Drop Zone. Kami hanya di persilahkan duduk, kemudian diputar ke depan-belakang-depan-belakang-kekanan-lalusilang. #summercamp
Apakah kami sudah puas sampai disini?
Oh, tidak bisa..
Kami belum basah teman.. :D
Akhirnya, permainan airpun kami coba.
Awalnya, semua air mati sampai pertengahan jalan. Huuaaa, air dimana-mana. Semprotan dari kiri, semprotan dari kanan, semprotan dari depan, semprotan dari belakang. Yang bisa lolos dengan pakaian kering, saya sarankan anda masuk charly’s angle. :P
Segala usaha sudah kami lakukan supaya tetap kering, mulai dari lari sekencang-kencangnya, berlindung di pohon, di tembok, menunggu sensor mati, sampai menyumbat kran dengan tanganpun sudah namun hasilnya? Tetap basah kuyup. :D
Selesai basah-basahan, kami memutuskan untuk berjemur di pantai. Duduk di ayunan, menikmati air putih, pop mie sampai ice cream. Menunggu keringnya pakaian dan celana kami, bahkan hingga waktu tak menentu.
Sekitar pukul 13.00, kami memutuskan untuk mencari makanan di luar namun sebelum keluar, nyatanya kami masih menyempatkan bermain di TEXAS.
Rodeo adalah hal pertama yang kami cicipi.
Di buka oleh Githa, sapuan kasar pipi banteng di pipi kanannya ternyata sudah membuat Githa puas menunggangi Banteng selama 3 atau 4 detik.
Sementara theyoungestmemberofthisclass berhasil membuat catatan yang baik, duo Nasa dan Ifta berhasil menaklukan banteng sekitar 1 menit dengan menggunakan teknik jepit. Yakni menjepitkan kaki mereka sekuat-kuatnya di badan banteng, sementara badan mereka yang naik-turun sesuai irama ternyata masih kurang seimbang. Jadi, kalahlah mereka dari si banteng itu.
Dan Tino, nyatanya ia tak cukup sekali saja mencicipi banteng merah itu, dengan teriakan
“Tino cemen” ternyata berhasil membuat dirinya melakukan remidi di zona biru itu.
Dan, hasilnya.. :D
Hahaa.. :D kata imot, Tino s*l*ngk*ng*n nya sakit dan sekarang ga bisa jalan..
Hahaa, kasian Tino.. :P
Setelah puas berperang dengan banteng, akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan menonton bioskop sambil menaiki odong-odong :P
SHERIFF ACADEMY
Yah, kami latihan tembak-menembak orang-orang yang ada di layar. Walaupun memang kita tidak menembaknya dengan pistol sungguhan, namun pistol dengan laser nampaknya bisa menghibur kita. Kembali kita terpecah menjadi 2 kloter, dan di kloter pertama ada saya, Upik, Kiki, Tino dan Imot. Namun sayang, Imot tak bisa menunggang odong-odongnya :P. sembari menunggu teman-teman lainnya, kami berlima memutuskan untuk menonton bioskop 3D. Karena memang dari awal perjalanan, kita melewatkan ruangan ber-AC ini :P.
Haassh.. agak kesel juga, karena Tino satu inio.. –“
Karena efek rodeo, nampaknya Tino tidak bisa berjalan dengan cepat mengikuti yang lainnya. Akhirnya kami pun mengikutinya dengan tetap berjalan pelan.
Sesampainya di sana, ternyata antrian masih saja panjang =,=.
Karena teman teman yang lainnya belum menampakkan tulang ekornya, kami memutuskan untuk ikut larut dalam antrian panjang itu.
Dan, ketika sudah di dalam kami merasa “KECEWA” –“
Bagaimana tidak, kami sudah pernah menonton film itu.. grrr.. -_-
Alhasil, kami pun tahu di mana letak air yang ada di kursi itu akan keluar membasahi pakaian kami. Sumbatan dengan sendal nampaknya bisa menghalangi itu :D
Begitu film selesai di putar, dan pintu teater di buka beberapa sms datang di HP kelima anak ini. Dan isinya hampir sama.
-.-
Aku udah keluar, ini makan di luar. Di masjid depan.
-.-
Akhirnya kami berlima menyusul mereka dan ikut makan-makan di tempat itu.
Dan perbincangan di buka, mulai dari cerita hilangnya dompet tentara di RSH, pencarian dompetnya, hingga kembalinya senyum sang pemilik menjadi topik utama perbincangan di setiap meja.
Namun, berita duka datang dari Bullah. Nampaknya, Cendar benar-benar menyukai perlakuan Bullah. Alhasil, Cendar memanfaatkan kedekatannya dengan Awan *sensor* sebagai sebuah bentuk pengusiran Bullah dari sisi Cendar :D.
Kembali, saat pulang kami harus mengendarai kendaraan super elit ini. Dan, dengan langkah seribu kami menaikinya dan bergegas meminta supirnya untuk meninggalkan area parkir.
Sepanjang perjalanan, yang kami temukan adalah pemandangan biasa (Imot tidur) dan pemandangan langka (Tino kesakitan).
Dan, nasib malang menimpa tino. Karena basecamp di rumah Elita (sendangharjo 3), mobil tidak bisa masuk gang maka kami di turunkan di (sendangharjo 4) hahaa :D
Jalan jalan jalan jalan dan jalan lah yang kami lakukan, untuk semua mungkin terkesan biasa saja. Namun tidak bagi Tino, “Ya Allah, kok gak nyampek nyampek too?”
Hahahaa.. :D
Pokoknya, bagi yang nggak ikut touring nyesel banget loh kalian..
Kita seneng-seneng di WBL, yah walaupun bosen sama permainan di WBL yang Cuma gitu-gitu doang tapi beda lo rasanya kalo kalian mainnya sama temen-temen sekelas. :D
Pokoknya SPACER, aku sayang kalian.. :*
Hope this is not our last touring.. Amiinn ya rab .. :D
yukk touring lagi bareng SPACES :D
BalasHapusayooo cendar ;))
Hapuske aku doong sesama orang tuban......... swaggyberry.wordpress.com !!
BalasHapussipp lucuu... :D
BalasHapus